Pages

Kliping - Resensi Buku "Kakawin Sutasoma"

Kliping Informasi Buku

Sumber: http://khatulistiwa.net/khatulistiwa-online/100/sejarah/11064/kakawin-sutasoma.html

Kakawin Sutasoma
 
  • Penulis: Mpu Tantular 
  • Penerjemah: Dwi Woro Mastuti dan Hastho Bramantyo
  • Terbit: Agustus 2009 
  • Detail: 560 halaman, 14 x 21 
  • Harga: Rp. 85.000 
  • Penerbit: Komunitas Bambu 

    "Kakawin Sutasoma adalah salah satu ekspresi kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa, yang berasal dari akhir abad ke-14, yaitu zaman Majapahit, yang merupakan puncak kemegahan Kerajaan Jawa – lama sebelum mulainya zaman kolonial. Kakawin Sutasoma bukan sekedar riwayat panjang. Di samping unsur narasi dan keindahan, juga ada unsur filsafat khas Indonesia, dimana menurut ajaran sang pengarang, Mpu Tantular, aliran-aliran agama tidak dianggap bertentangan, malah merupakan kesatuan pada tingkat tertinggi. Kini pembaca bisa menikmati segala aspek karya sastra ini. Terjemahan yang disajikan di sini dapat dikatakan mengatasi rintangan kesulitan bahasa aslinya, sehingga berhasil mencapai status kesusasteraan zaman modern oleh karena kelancaran dan kehalusan bahasanya yang mengesankan." (Prof. Dr. S. O. Robson, Monash University, Australia)
      
    "Kita telah mengetahui “Bhinneka Tunggal Ika”, namun guna menghayati maknanya yang lebih dalam diperlukan pembacaan secara utuh Kakawin Sutasoma dari mana semboyan itu dikutip. Kehadiran terjemahan Kakawin Sutasoma ke dalam bahasa Indonesia tentu bukan saja membuat kita menjadi jauh lebih mudah mendalaminya daripada harus membaca aslinya yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno, tetapi juga akan makin menguatkan amalan makna sosialnya." (Prof. Dr. Noerhadi Magetsari, Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia)

    Kakawin Sutasoma ini telah diterjemahkan dengan keahlian Jawa kuno yang tak diragukan lagi. Sebab itu masyarakat luas bisa menikmati kakawin ini yang penuh dengan peristilahan agama Buddha yang sulit”. (Prof. Dr. Hariani Santiko, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Ahli Bahasa Sanskerta)
      
    "Meskipun bukan seorang Buddhis, alangkah baiknya membaca buku ini agar dapat lebih menghayati dan mempraktikkan cinta kasih yang diajarkan oleh Sang Buddha." (Prof. Dr. Parwatri Wahyono, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Ahli Budaya Jawa) ***

    0 komentar:

    Posting Komentar